Serat siang
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"Ibarat aliran air, sikap mu adalah jalan air itu mengalir." Kata kakek tua itu menasihati cucunya.
_Kamu tau kan cara mengalirkan air? Tanya si kakek._
_Nampaknya cucu yang sedang dirundung kegelisahan, tak mampu menjawab sepatah katapun kecuali hanya terdiam, dan sesekali memandangi kakeknya, kemudian menundukkan kepalanya lagi._
_Kakek tua itu tau, cucunya memang sedang berada ditengah betul, ia tak tau harus kemana, kabut kegamangan dan gelapnya ketidaktauan membuatnya semakin buta arah kepastian, dia tidak tau harus kemana dan berbuat apa lagi. Sambil mengangkat alisnya, si kakek membuang jauh pandangan lekatnya, ia menarik nafas perlahan dan mulai melanjutkan perkataannya._
_"Layaknya batang got, nak, antara got pertama dan kedua harusnya saling sambung, minimal got kedua memiliki titik sambung yang sama, dan berada di ketinggian permukaan yang sama dengan got pertama, atau justru lebih rendah._ _Bukannya dulu kakek sudah pernah mengatakan nya, cucu ku yang manis? Tanya kakek itu, sambil kembali menatap wajah murung cucunya._
_"Tujuannya tak lain, agar air tetap bisa mengalir bukan?" Tanya si cucu memastikan._
_"Hem,, betul." Jawab kakek sambil tersenyum mringis. Giginya yang putih, masih nampak utuh dibagian depan._
Baca juga: kekuatan doa didalam usaha
_"Aku tidak tau, seberapa tinggi posisi got pertama dari permukaan tanah, sehingga aku tak tau pula harus seberapa tinggi aku menyikapinya." Sambung si cucu sambil tetap menundukkan kepalanya._
_"Ohh,, berati yang,," belum sampai si kakek selesai tiba-tiba.._
_"Berati aku harus belajar untuk tidak tergesa-gesa meninggikan posisiku. Tidak semudah itu kek, ini bukan soal aku apa dia yang mengalah, ini soal rasa takutku." Kata si cucu._
_"Hem, takut?" Tanya si kakek sambil melongo._
_"Aku takut, kalau aku menyikapinya dengan segenap sikapku akan pertemanan, persaudaraan, ternyata dia menjawab nya dengan hal lain, menyikapiku dengan segenap kemampuan nya dalam berpolitik, tidak ada yang abadi kecuali kepentingan." Kata si cucu lagi._
_"Tidak berati, kau seperti aliran air itu sendiri, nak— mengalir seiring alur air yang mengaliri. Dalam beberapa prinsip dirimu harus temukan dirimu sendiri. Jika dirimu santri, maka dengan siapapun kamu bercengkrama gunakan ke-santrian mu, tanpa menciderai lawan tegur mu dengan kekakuan yang kamu tunjukkan. Tunjukkan pada mereka, kamu bisa menyikapi banyak hal dengan berbagai macam jenis dengan tetap menjadi santri untuk kyai mu, anak Sholeh untuk ibu bapak mu, dan teman yang baik untuk teman-teman mu." Pungkas kakek itu, ia tampakkan ruas-ruas serius di sekeliling guratan wajahnya, ia buang jauh pandangannya, jauh sampai terlihat di ufuk barat mengikuti senja sore yang sedang tenggelam._
_Tulungagung, 28 Maret 2021._
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar